Pages

Sabtu, 12 Januari 2013

Jangan Egois, Berbagi Lajur antara Mobil dan Motor Penting

Sedikit sharing dari forum sebelah...

Awal Mei 2012 lalu Kantor Urusan Keselamatan Lalu Lintas California, AS (OTS) merilis hasil kajian terbaru tentang “berbagi lajur” bagi kendaraan bermotor, khususnya antara mobil dan sepeda motor.

Hasil kajian pemerintah negara bagian tersebut cukup menarik. Pasalnya, ternyata hanya 53 persen pengemudi mobil yang memahami bahwa berbagi lajur merupakan aturan legal di California.

Sementara itu, 87 persen pengendara sepeda motor mengaku kerap berbagi lajur dengan kendaraan lain. Meski begitu, terdapat 7 persen bikers yang merasa sering dihalangi untuk berbagi lajur oleh pengemudi mobil.


Sekadar catatan, fakta yang terjadi di California tersebut hampir mirip dengan yang berlaku di kota-kota besar di Indonesia. Di Jakarta, misalnya, banyak pengendara sepeda motor berbagi lajur dengan mobil. Terutama di saat kemacetan.

Namun tak jarang banyak penguna jalan di Indonesia tak memahami tujuan berbagi lajur. Para pengemudi mobil, misalnya, sadar atau tidak, kerap mengunci sedikit lajur yang tersisa di sisi kanan atau kiri. Padahal mustinya lajur yang tersisa bisa dilalui sepeda motor. Akibatnya, arus sepeda motor terhambat.

Banyak pengguna kendaraan bermotor di Indonesia belum memahami karakteristik setiap kendaraan. Hal tersebut juga terjadi di California.

OTS sendiri masih terus mengampanyekan perlunya memahami karakteristik kendaraan bagi setiap pengguna.

Sepeda motor dinilai memiliki sifat seperti arus air. Mereka selalu mencari celah agar bisa lolos dari hambatan. Tak jarang pengendara sepeda motor memaksakan ruang sempit di antara himpitan mobil.

Prilaku ini jelas membahayakan pengendara sepeda motor itu sendiri. Keluar dari celah mobil untuk masuk ke lajur lain sering kali menjadi titik terjadinya kecelakaan.

Karena itu, menurut OTS, membelah lajur bagi sepeda motor merupakan sesuatu yang tidak mengganggu pengemudi mobil. Hanya saja, OTS mengingatkan pengendara sepeda motor harus melakukannya dengan cara yang aman dan bijaksana.

Pengendara sepeda motor juga diingatkan perlunya kesadaran mengatur kecepatan yang aman saat berbagi lajur.

“Para pengguna kendaraan bermotor dan pejalan kaki harus ekstra perhatian terhadap gerakan sepeda motor. Sepeda motor adalah salah satu kendaraan paling kecil di jalan yang kerap meminta berbagi lajur,” kata Direktur OTS Christopher J. Murphy.

“Sepeda motor sering tersembunyi di celah mobil atau truk. Karena itu pengemudi mobil harus agresif mencari mereka sebelum mengubah lajur atau bergabung dengan arus lalu lintas lain,” tambahnya.

Mobil dan sepeda motor memiliki karakter berbeda. Sepeda motor mempunyai kemungkinan melaju lebih cepat saat di kemacetan. Jarak lintasan dan pola perubahan lajur yang dimiliki sepeda motor juga berbeda dengan mobil.

Atas dasar tersebut, pengendara sepeda motor acap kali lupa pada kecepatan. Mereka kerap berpindah lajur dengan kecepatan tidak aman (terlalu lambat atau terlalu kencang) tanpa memperhitungkan arus di lajur yang akan dimasuki.

OTS juga mengingatkan pentingnya pengemudi mobil menjaga keselamatan pengendara sepeda motor. Mengubah kebiasaan mengemudi mobil dan mengendarai sepeda motor diakui akan membantu mengurangi jumlah pengendara sepeda motor tewas dan terluka dalam kecelakaan.

Untuk membantu mengingatkan pengemudi mobil, OTS kini telah memasang rambu menyala bertuliskan “SHARE THE ROAD. LOOK TWICE FOR MOTORCYCLISTS” (BERBAGI JALAN. TENGOK DUA KALI UNTUK PENGENDARA SEPEDA MOTOR.”
sumber: http://www.dapurpacu.com/jangan-egois-berbagi-lajur-antara-mobil-dan-motor-penting/

0 komentar:

Posting Komentar